PENDIDIKAN ASWAJA NU DALAM KONTEKS PLURALISME
Abstract
BAHASA INDONESIA:Tulisan ini berupaya memahami pendidikan aswaja NU dalam konteks pluralisme. Hasilnya menunjukkan bahwa pendidikan aswaja NU bersifat plural, multikultural, toleran, tasamuh, tawazun, dan sejenisnya. Lanaa a’maalana walakum a’malukum (bagi kami perbuatan kami, bagui kamu perbuatan kamu); lakum diinukum waliya diin (bagimu agamamu, bagiku agamaku). Jadi pendidikan NU itu berwawasan pluralistik. Pendidikan aswaja NU mengatur hubungan antar manusia dalam tiga macam ikatan di atas, yang menuju kepada persaudaraan/ kerukunan berdasar saling mengerti dan menghornati. Persaudaraan/kerukunan yang diajarkan oleh Islam ini disebut dengan persaudaraan (ukhuwah) yang diajarkan oleh Islam. Dengan mengemukakan tri ukhuwah di atas, Nahdlatul Ulama menegaskan bahwa Islam mengajarkan persaudaraan dengan segala macam kelompok manusia; antara lain kelompok seagama, sebangsa, dan sesama manusia di dunia. ENGLISH:This article tries to understand The education of ASWAJA NU in pluralism context. The result shows that The education of ASWAJA NU are plural, multicultural, tolerance, harmony, fair, and such like. Laana a’maluna walakum a’malukum (what I done is for me, and what you done is for you); lakum dinukum wa liyaa diin ( for you is your religion and for me is my religion). So NU’s view is pluralistic. The education of ASWAJA NU manages the relationship among mankind in those three relations that aims to brotherhood (Ukhuwah)/ harmony based on the understanding and respecting to each other. With those concepts, Nahdlatul Ulama emphasis that Islam teaches the brotherhood with all groups of mankind, including a group of religion, a group of nation, and all mankind in the world.Downloads
References
Al-Quran AL-Karim
Al-Hadits Al-Nabawy
Abdul Muchith Muzadi, Mengenal Nahdlatul Ulama, Cet. IV (Jember: Masjid Sunan Kalijaga, 2006).
Faisal Ismail, NU, Gusdurisme, dan Politik Kiai (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1999)
Imam Chuseno, Gerakan Dakwah dan Pendidikan Jam’iyah NU di Pulau Jawa (Periode Muktamar NU ke 27 Situbondo 1984 - Muktamar 28 Krapyak Yogyakarta 1990, Disertasi (Yogyakarta: UIN SuKa, 2003).
KH. Achmad Siddiq, Khittah Nahdliyyah, cet. III (Surabaya: Khalista-LTNU, 2005).
Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama, Hasil Keputusan-Keputusan Musyawarah Kerja Nasional LPM-NU ke III: Sistem Pendidikan di Lingkungan Nahdlatul Ulama sebagai Sub Sistem Pendidikan Nasional; Lampiran 8 Landasan Dasar Kebijaksanaan Pendidikan di Lingkungan Nahdlatul Ulama (Jakarta, tt.).
Laode Ida, Anatomi Konflik: NU Elit Islam dan Negara (Jakarta: Sinar Harapan, 1996)
Muhammad Abdulhadi al-Mishri, Manhaj Aqidah Ahlussunnah wal jama’ah menurut Pemahaman Ulama Salaf, terj. As’ad Yasin, Abu Fahmi Ibnu Maryam (Jakarta: Insan Press, 1992).
PB NU, Khittah Nahdlatul Ulama (Jakarta: Lajnah Ta’lif an-Nasyr, 1985).
Said Aqil Siradj, Ahlus Sunnah Wal-Jama’ah dalam Lintas Sejarah (Yogyakarta, LKPSM, 1998)
Copyright (c) 2016 Jurnal Pendidikan Agama Islam

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.