POTRET PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH UMUM

  • Abd. Rouf SMPN 41 Surabaya
Keywords: Islamic Education Subject, Secular School

Abstract

Bahasa Indonesia:Praktik pendidikan agama Islam di sekolah (umum) amatlah minim atau kurang maksimal. Secara umum, jumlah jam pelajaran agama di sekolah rata-rata 2 jam per minggu. Dengan alokasi waktu seperti itu, jelas tidak mungkin untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan, sikap, dan keterampilan agama yang memadai. Oleh karena itu, harus dilakukan strategi alternatif dalam memenuhi kebutuhan peserta didik akan pendidikan agama di sekolah umum, antara lain: melalui kegiatan ekstra kurikuler berbasis keruhanian, tambahan-tambahan materi kegamaan di luar jam pelajaran, menyisipkan muatan keagamaan kedalam semua bidang studi umum, dan lain sebagainya. Sumber daya guru agama Islam juga perlu terus ditingkatkan kualitasnya, baik dari segi content maupun metodologi. Di samping itu, proses pelaksanaan pendidikan agama Islam harus selalu dilaksanakan dengan baik dan maksimal. Evaluasinya tidak cukup hanya menilai aspek kognitif siswa, tetapi harus juga melihat dan menilai aspek afektif dan psikomotoriknya. Ketiga domain (kognitif, afektif, psikomotorik) pendidikan agama Islam harus dilihat dalam pelaksanaan penilaian, sehingga bersifat komprehensif. English:Islamic education subject in secular school is quite minimal in its duration. Generally, it takes only two credit hours per week in such kind of school. Due to the time allocation, it is clearly impossible to hand down student standard religious knowledge, attitude, and skills. Therefore, the school needs to find an alternative way to respond the needs of standard religious education in secular schools. Some of the implemented strategies are the religious extra-curricular program, extra hours for the subject, and integrated the religious messages in non-religious subjects. Religious teaching staff must also be upgraded in terms of the quality, either the subject matter enrichment or the instructional process. In addition, the instructional process needs optimal implementation. The evaluation should cover the cognitive, affective, and psychomotor areas. The three previously mentioned domain in Islamic education subject must be carefully and comprehensively assessed.

Downloads

Download data is not yet available.

References

An-Nahlawi, Abdurrahman, 1996, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat (Jakarta: Gema Insani Press).

Daradjat, Zakiah, dkk., 2008, Ilmu Pendidikan Islam, Cet. ke 8 (Jakarta: Bumi Aksara-Depag RI.).

Fahmi, Muhammad, 2008, “Pengembangan Asesmen KSA dalam Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar”, El-Rohman, Jurnal Pendidikan Taruna (Surabaya: STIT Taruna).

Fanany, Abd. Chayyi, 2010, Ilmu Pendidikan Islam (Surabaya: Taruna Media Pustaka).

http://universal-79.blogspot.com/2008/09/pendidikan-islam-pada-sekolah-umum-dan.html, diunduh pada 10 April 2015.

Rasyid, Anwar, 2011, Ilmu Pendidikan Islam (Teori dan Aplikasi) (Surabaya: TMP).

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pasal 31 dan SK Mendiknas No. 107/U/2001 tentang PTJJ

Published
2016-02-07
How to Cite
RoufA. (2016). POTRET PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH UMUM. Jurnal Pendidikan Agama Islam (Journal of Islamic Education Studies), 3(1), 187-206. https://doi.org/10.15642/jpai.2015.3.1.187-206
Section
Articles